Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik,
sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi sebelumnya.
Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.
Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan
dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut :
a. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
b. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
c. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut:
Jika kita perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan,mulai dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup.
Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut takson. Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi tingkatan takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, maka semakin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki jumlah makhluk hidup yang sedikit.
Agar lebih jelas, perhatikan Gambar berikut ini!
Untuk memudahkan dalam pengelompokan makhluk hidup yang sangat banyak ragamnya, maka disusunlah suatu aturan pengelompokan.
Pengelompokan dilakukan pada tingkatan tinggi sampai ke tingkatan rendah seperti berikut ini:
a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup. Semua hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan dalam kingdom Plantae.
b. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)
Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom,maka dengan melihat persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar. Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis hewan dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan. Misalnya seperti hewan yang terlihat pada Gambar 2.3. Filum Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan bertulang belakang. Ada juga hewan
yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras dimasukkan dalam filum Arthropoda.
Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan divisio tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota. Tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta,jamur berbasidium dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.
c. Kelas
Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio, artinya apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas. Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan lain-lain. Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu dan berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio: Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan
Dicotyledonae.
d. Ordo (Bangsa)
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak memiliki akhiran. Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan tumbuh tumbuhan). Adapun pada tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mem-
punyai ordo Graminales (bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawar-mawaran).
e. Famili (Suku atau Keluarga)
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili ini terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae. Contoh keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga kucing). Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang), Rosaceae (keluarga mawar).
f. Genus (Marga)
Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan atau tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan digaris bawah. Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia (marga cacing). Adapun contoh pada tumbuhan,yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan srikaya), dan Solanum(marga terung-terungan).
g. Species (Jenis)
Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan yang subur (fertil). Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya. Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita), Rosa gallica (mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).
Satu species beberapa makhluk hidup memiliki ciri khusus. Hal tersebut dinamakan sebagai varietas atau ras yang bermakna variasi.
Dalam satu species variasi tumbuhan disebut varietas, adapun variasi dalam satu species hewan disebut ras. Contohnya: Hibiscus sabdarifa var alba (rosela varietas putih).
Pada umumnya suatu makhluk hidup mempunyai nama lokal dari setiap daerah, misalnya kota, negara. Contoh: nama buah pisang, orang Jawa Tengah sering menyebutnya “gedang”. Apakah orang Sumatra mengerti bahwa yang disebut “gedang” berarti pisang? Sedangkan orang Jawa Barat menyebut “gedang” untuk buah pepaya. Agar tercipta komunikasi yang lebih mudah antara pihak satu dengan pihak lain, setiap makhluk hidup
harus memiliki nama yang dikenal di seluruh dunia. Tujuannya agar tercipta suatu sistem tata nama yang sederhana, mudah dipahami, dan berlaku secara internasional. Oleh sebab itu, para ilmuwan mengambil suatu keputusan berdasarkan kesepakatan internasional dengan menggunakan metode binomial nomenclature, yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus. Binomial nomenclature adalah pemberian nama dengan dua nama atau disebut dengan tata nama ganda, yaitu selalu menggunakan dua kata nama genus dan nama species.
Ketentuan yang ada dalam penamaan ganda :
1) Nama suatu species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk jenis.
2) Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
3) Nama species menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan.
Misalnya: Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
4) Nama species dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda dengan teks lain.
5) Apabila nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
6) Apabila nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan nama species melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah tingkat species maka ditulis terpisah, contohnya Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan).
7) Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut, contohnya Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus).
silabus
rpp
TenTANg KrOMOsoM
analisi
TEKNIK ANALISIS DNA
Mikrobiologi Buat IBO
Biologi Sel Buat IBO
Ekspresi Gen
METODE UTAMA ASAM NUKLEAT
Konsep Gen
TOBI SMAN Wargun
Kisi Kisi Olimpiade Biologi SMA
Biologi Sel Molekuler
Mikrobiologi
Bioteknologi
Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan
Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Hewan
Etologi
Genetika
Evolusi
Ekologi
Biosistematik
Biologi Sel Molekuler
Mikrobiologi
Bioteknologi
Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan
Morfologi, Anatomi dan Fisiologi Hewan
Etologi
Genetika
Evolusi
Ekologi
Biosistematik
Sabtu, 05 September 2009
Klasifikasi Sistem Buatan
Diposting oleh Haryono di 04.55
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Waktu
SiLAhKan Baca SenDIRI
TOKOH BIOLOGI
Blog Archive
-
▼
2009
(129)
-
▼
September
(79)
- Zygomycota
- KLASIFIKASI JAMUR
- Pertumbuhan Pada Hewan
- Faktor Yang Memprngaruhi Pertumbuhan
- Pertumbuhan Pada Tumbuhan
- Ciri Ciri Jamur
- Peta Konsep Fungi
- Fungi
- Soal Ulangan Kelas X Bab VI
- Soal Ulangan Kelas X Bab V
- Protista Menyerupai Jamur
- Protista Menyerupai Hewan
- Gregor Mendel
- Soal Biologi Klas X Bab IV
- Soal Biologi Klas X Bab III
- Soal Biologi Klas X Bab II
- Soal Biologi Klas X Bab I
- Protista Menyerupai Tumbuhan (Ganggang atau Algae)
- Klasifikasi Protista
- Peta Konsep Protista
- Protista
- PENANGGULANGAN TERHADAP BAKTERI YANG MERUGIKAN
- Peranan Bakteri dalam Kehidupan Manusia
- Peta Konsep Monera
- Manfaat Ganggang Hijau Biru
- Jenis-jenis Ganggang Hijau Biru
- Ganggang Hijau
- Biakan Murni dan Sterilisasi
- Manfaat Bakteri
- Jenis-jenis Bakteri
- Reproduksi Bakteri
- Bagian-bagian dari Struktur Bakteri
- Ciri Ciri Monera
- Monera
- Reproduksi Bakteriofage
- Penyakit Yang Disebabkan Virus
- Manfaat Virus BAgi Manusia
- Bahaya Virus Bagi Manusia
- Perkembangbiakan Virus
- Struktur Virus
- Ciri Ciri Virus
- Peta Konsep Virus
- Klasifikasi Sistem Filogenik
- Klasifikasi Sistem Buatan
- Klasifikasi Sistem Alamiah
- MACAM-MACAM KLASIFIKASI
- Kunci Determinasi
- Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati
- Pengelompokkan Mahluk Hidup
- Sistem Enam Kingdom
- Sistem Lima Kingdom
- Sistem Empat Kingdom
- Sistem Tiga Kingdom
- Sistem Dua Kingdom
- Cara Klasifikasi Dan Tata Nama
- Sistem Klasisikasi
- Dasar Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
- Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
- Peta Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup
- Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya
- Bagian Bagian Mikroskop
- Mikroskop
- Permasalahan Biologi
- Bersikap Ilmiah
- Mengomunikasikan Hasil Penelitian
- Melaksanakan Penelitian
- Pemilihan Instrumen
- Menetapkan Variabel
- Menyusun Hipotesis
- Studi Kepustakaan
- Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
- Merumuskan Tujuan Penelitian
- Merencanakan Penelitian Ilmiah
- Kerja Ilmiah
- Peranan Biologi Bagi Manusia
- Cabang Cabang Biologi
- Obyek Biologi
- Tanpa judul
- Peta Konsep Bab I
-
▼
September
(79)
0 komentar:
Posting Komentar