Minggu, 06 September 2009

Biakan Murni dan Sterilisasi

a. Biakan murni
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembangbiak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu.
b. Sterilisasi
Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba, digunakan alat dan medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba. Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Pemanasan, meliputi:
a. Sterilisasi dengan pemijaran (pembakaran alat-alat di atas lampu spiritus sampai pijar).
b. Sterilisasi dengan udara panas (kering). Temperatur yang digunakan 170°C – 180°C selama 2 jam.
c. Sterilisasi dengan uap air panas. Digunakan untuk cairan dengan suhu 100°C.
d. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan, menggunakan otoklaf dengan suhu 121°C selama 12 – 30 menit.

2) Penyaringan
Dilakukan terhadap bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (misal: serum darah, toksin, larutan garam fisiologis) dan tidak dapat disterilkan dengan pemanasan tinggi. Untuk itu digunakan filter bakteri, misalnya Berkeled filter, Chamberland filter.
3) Sterilisasi bahan makanan Sterilisasi bahan makanan dapat dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam uap air panas selama 1 jam dengan suhu 100°C diulang selama tiga kali.

Cara lain adalah dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf. Disamping sterilisasi bahan makanan perlu juga Anda mengetahui tentang cara-cara pengawetan makanan. Makanan dapat juga diawetkan, tanpa sterilisasi.
Pengawetan makanan bertujuan agar bakteri yang masuk ke dalam makanan tidak dapat tumbuh. Caranya antara lain:
* Pengasinan, contoh ikan asin
* Pemberian gula, contoh dodol
* Pengasaman, contoh acar
* Pengeringan, contoh kerupuk
* Pendinginan, contoh pada daging, ikan, buah (dalam lemari es)
* Pengawetan dengan bahan kimia misal penambahan asam benzoat dengan takaran yang sesuai.

Makanan yang diberikan zat pengawet (misal pengawet formalin atau boraks) sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini antara lain dapat menyebabkan kerusakan sel hati atau kanker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar